COST ACCOUNTING II : JOINT COST AND BY-PRODUCT

COSTING : JOINT PRODUCT AND BY-PRODUCT

A. Konsep Dasar

Joint product adalah produk-produk yang diproduksi atau dihasilkan dari satu ataupun beberapa proses yang sama. Dan proses produksinya berjalan secara simultan, meningkatkan produksi salah satu produk akan meningkatkan produksi produk lainnya. Ketika produk-produk tersebut masih di dalam satu proses yang sama, maka akan terlihat sebagai satu produk saja. Tetapi ada suatu titik yang bernama split-off point, yang menjadi titik yang menandakan terpecahnya joint product (produk bersama) menjadi lebih dari satu produk terpisah yang berbeda satu sama lain. Contohnya, pengolahan minyak bumi akan menghasilkan berbagai produk terpisah, di antaranya, bensin, minyak tanah, solar, aspal dan lain-lain.

Berbagai produk yang terpisah setelah split-off point dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu main product dan by-product.

Main product merupakan produk yang memang menjadi produk utama yang diinginkan dari proses bersama yang dilakukan. Sedangkan by-product adalah suatu produk yang nilainya relatif kecil dibandingkan produk-produk lainnya, yaitu main product yang dihasilkan oleh satu proses yang sama. Contoh, pada proses proses pemotongan sapi, akan dihasilkan dua jenis produk, yaitu daging sapi yang merupakan produk utama (main product) dan kulit sapi yang merupakan produk sertaan atauu produk sampingan (by-product).


B. Joint Cost

Dalam proses yang dilakukan secara bersamaan untuk menghasilkan produk bersama, akan timbul biaya yang bernama joint cost (biaya gabungan). Setelah melewati titik split-off, biaya gabungan tersebut akan dialokasikan ke tiap-tiap produk yang dihasilkan. Hal ini dilakukan untuk menentukan biaya produksi per produk, biaya inventory dan biaya cost of goods sold (COGS).

Joint cost meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk melakukan joint process (proses bersama), mulai dari direct material cost, direct labor cost, dan factory overhead cost.

Setelah melewati titik split-off, produk-produk yang dihasilkan bisa segera dijual. Tetapi, produk-produk yang telah dihasilkan tersebut bisa saja menjalani proses lanjutan sendiri untuk menghasilkan produk lain yang diinginkan. Proses lanjutan ini bisa berupa proses bersama (joint process) lagi ataupun hanya berupa proses tersendiri untuk satu produk saja. Jika melewati proses bersama lagi, biaya yang dihabiskan untuk melakukan proses tersebut akan dialokasikan lagi ke produk-produk yang dihasilkan. Tetapi, jika proses lanjutan yang dijalani bukan merupakan proses bersama, biaya yang dikeluarkan merupakan seperable cost (biaya lanjutan).


C. Metode Alokasi Joint Cost ke Joint Product

1. Market Value Method (Metode Nilai Pasar)

a. Sales Value at Split-off Method
    Metode ini menggunakan nilai jual dari seluruh unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan untuk menentukan presentasi alokasi joint cost ke masing-masing produk.


Contoh :

Keterangan
Produk
X
Y
Z
Jumlah unit diproduksi
60000
64000
40000
Nilai harga jual saat split-off per unit
Rp 6,00
Rp 5,00
Rp 7,00
Total
Rp 360000
Rp 320000
Rp 280000


Total biaya bersama (joint costi) sebesar Rp 528.000

Total harga jual produk saat split-off = 360000 + 320000 + 280000 = Rp 960.000

Maka alokasi joint cost ke produk X, Y, dan Z :
X = 360/960 × Rp 528.000 = Rp 198.000
Y = 320/960 × Rp 528.000 = Rp 176.000
Z = 280/960 × Rp 528.000 = Rp 154.000


b. Net Realizable Value
Harga jual joint product sangat mungkin ridak diketahui saat terjadinya split-off terutama saat produk tersebut masih memerlukan proses produksi lebih lanjut. Dalam keadaan ini harga jual produk tersebut saat sudah selesai diproduksi harus sudah diketahui. Harga jual final dari produk tersebut (final sales value) akan dikurangi dengan biaya lanjutan (separable cost) untuk mendapatkan Net Realizable Value.

NRV = Final Sales Value - Separable Cost

Contoh :

Keterangan
Produk
X
Y
Z
Jumlah unit diproduksi
60.000
64.000
40.000
Nilai harga jual per unit
Rp 9,00
Rp 8,00
Rp 8,00
Biaya untuk produksi lanjutan
Rp 20.000
Rp 40.000
Rp 10.000

Total joint cost sebesar Rp 528.000

Cara mengalokasikan joint cost ke produk-produk :

Yang pertama adalah tentukan NRV nya terlebih dahulu

Produk
Unit
Harga Jual
Biaya Tambahan
Net Realizable Value
X
60.000
Rp 9,00
Rp 20.000
Rp 520.000
Y
64.000
Rp 8,00
Rp 40.000
Rp 472.000
Z
40.000
Rp 8,00
Rp 10.000
RP 310.000
Total
Rp 1.302.000

Lalu alokasikan ke masing-masing produk berdasarkan presentase NRV :

Cost X = 520/1302 × Rp 528.000 = Rp 210.876
Cost Y = 472/1302 × Rp 528.000 = Rp 191.410
Cost Z = 310/1302 × Rp 528.000 = Rp 125.714

2. Metode Unit Kuantitas (Quantitative Unit Method)

Dalam metode ini, yang menjadi dasar dalam pengalokasian joint cost adalah jumlah kuantitas yang diproduksi unit masing-masing produk. Satuan kuantitas yang dimaksud adalah seperti unit, kilogram, buah, dan lain-lain. Metode ini memiliki satu syarat, yaitu satuan kuantitas dari tiap produksi harus sama.

Contoh :

X = 60.000
Y = 64.000
Z = 40.000
Total = 164.000

Total Joint Cost = Rp 528.000

Alokasi joint cost ke masing-masing produk :

Produk X = 60/164 × Rp 528.000 = Rp 193.171
Produk Y = 64/164 × Rp 528.000 = Rp 206.049
Produk Z = 40/164 × Rp 528.000 = Rp 128.780

Tapi jika alokasi tersebut dibagi lagi dengan banyak unit tiap produk, harga per unit dari semua produk akan menjadi sama.

Produk X = 193.171 / 60.000 = Rp 3,2195
Produk Y = 206.049 / 64.000 = Rp 3,2195
Produk Z = 128.780 / 40.000 = Rp 3,2195

Kesamaan harga per unit ini tidak terjadi jika produk-produk tersebut menjalani produksi lanjutan setelah melewati titik splitt-off.



D. Metode Costing By-Product

Nilai by-product biasanya lebih kecil dibandingkan nilai main product. Karena hal tersebut sebagian ahli berpendapat bahwa by-product tidak perlu mendapatkan alokasi joint cost tapi sebagian ahli berpedapat by-product tetap harus mendapatkan alokasi joint cost. Apabila by-product tidak mendapat alokasi joint cost maka by-product diakui sebagai gross revenue atau sebesar net revenue. Sedangkan jika by-product mendapat alokasi joint cost maka dapat menggunakan dua metode, yaitu metode replacement cost atau metode market value (reversal cost).

1. Tidak Dialokasikan ke By-Product

Hasil penjualan dari by-product langsung dimasukkan ke dalam laporan laba rugi (income statement) sebagai : pendapatan lain-lain (other income), tambahan pendapatan penjualan (sales revenue), pengurang harga pokok penjualan (COGS) dari produk utama dan pengurang total biaya produksi dari produk utama.

2. Dialokasikan ke By-Product

a. Replacement Cost Method (Metode Biaya Penggantian)
Dengan metode ini, by-product mendapatkan alokasi joint cost sebesar biaya pengganti atau harga belinya. Metode ini biasanya dipakai oleh perusahaan yang produk sampingannya (by-product) dimanfaatkan oleh internal perusahaan sendiri. Terdapat satu divisi yang menghasilkan produk sampingan yang dibutuhkan oleh divisi lain, sehingga perusahaan tidak perlu membeli produk sejenis dari perusahaan lain. Hal inilah yang melandasi penggunaan biaya pengganti atau harga beli untuk mengalokasikan joint cost ke by-product pada metode replacement cost. Pada saat by-product ditransfer dari divisi yang menghasilkan, biaya produksi main product dikurangi sebesar replacement cost by-product. Sebaliknya, biaya produksi divisi yang menerima by-product ditambah sebesar replacement cost by-product tersebut.


b. Market Value Method (Metode Nilai Pasar)
Metode ini bisa disebut juga sebagai metode pembatalan atau pembalikan biaya (reversal cost method). Dalam metode ini, nilai by-product dikurangkan dari biaya produksi main product. By-product dinilai sebesar estimasi nilai by-product pada titik split-off, yaitu harga jual dikurangi estimasi operating profut, beban pemasara dan administrasi, serta estimasi separable cost. Nilai estimasi by-product itu didebet ke akun by-product dan dikreditkan dari biaya produksi main product. Setelah by-product selesai diproses maka separable cost aktual ditambahkan pada akun by-product. Alokasi marketing dan administrative expenses juga bisa didebetkan pada akun by-product. Hasil penjualan dikreditkan pada akun by-product.






THANK YOU....

Comments